PROSEDUR
OPERASI STANDAR
PEMBENIHAN
IKAN GABUS (channa striata)
Oemah Gabus
Tahun
2016
Pemijahan
ikan gabus pada SOP ini adalah proses perkawinan induk ikan gabus pada wadah
terkontrol dan dilakukan dengan campur tangan manusia. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah mengenai persyaratan, kebiasaan dan metode pemijahan ikan gabus,
penentuan teknik pemijahan, proses pemijahan yang sesuai prosedur dan penentuan
tingkat keberhasilan pemijahan.
Pemijahan
ikan adalah proses pembuahan (fertilisasi) dimana sel telur ikan dan sel sperma
ikan bertemu. Ada tiga metode pemijahan ikan gabus yaitu pemijahan secara
tradisional, semi buatan dan buatan. Ketiga teknik tersebut memiliki perbedaan
pada banyaknya campur tangan manusia pada proses pemijahan ikan gabus.
Kebiasaan pemijahan ikan gabus adalah malam hari dan terjadi pada media dan
substrat yang baik. Namun demikian pada pemijahan buatan dapat dilakukan pada
siang hari karena induk ikan gabus tidak melakukan pemijahan sendiri melainkan
dengan bantuan manusia.
Syarat-syarat terjadinya pemijahan ikan gabus secara
umum adalah sebagai berikut :
1.
Induk ikan gabus telah mengalami
kematangan gonad
2.
Terdapat substrat pemijahan
3.
Tersedia media pemijahan yang
memadai
4.
Tersedianya peralatan dan
perlengkapan penyuntikan dan stripping (pada pemijahan semi buatan dan buatan)
5.
Terdapat sumberdaya manusia yang
kompeten dalam membantu proses pemijahan ikan gabus.
Persyaratan-persyaratan
diatas akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh proses
dan hasil pemijahan yang baik. Dalam pemijahan semi buatan dan buatan, campur
tangan manusia memegang peran penting. Semakin terampil sumberdaya manusia yang
melakukan pemijahan, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam proses
pemijahan. Kita harus mengetahui kapan harus melakukan pemijahan secara
tradisional, semi buatan dan buatan sehingga akan lebih efektif dan efisien.
Pematangan gonad dan proses pemijahan secara normal bersifat musiman. Namun
demikian perkembangan teknologi pemijahan ikan gabus membuat pemijahan
1. Pemijahan Tradisional
a) Pisahkan induk yang sudah
matang gonad pada wadah terpisah. Dan direndam dengan menggunakan air bersih
untuk membuat induk ikan gabus mengeluarkan kotoran dan isi perut.
b) Tempatkan induk matang gonad
pada kolam pemijahan dengan perbandingan betina dan jantan 1:1 atau 2:1. Jika
digunakan perbandingan 2:1, maka induk jantan yang digunakan sebaiknya
berukuran lebih besar dari induk betina.
c)
Tutup kolam pemijahan untuk menghindari
induk ikan gabus lompat.
d) Amati kegiatan pemijahan ikan ikan
gabus. Pengamatan bertujuan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
seperti induk ikan gabus lompat, pipa pembuangan air lepas, dan lain-lain.
e) Angkat induk ikan gabus yang sudah dipijahkan.
a. Tempatkan induk matang gonad
pada bak. Dan direndam dengan menggunakan air bersih untuk membuat induk ikan
gabus mengeluarkan kotoran dan isi perut
b. Timbang induk ikan gabus yang
akan dipijahkan untuk menentukan dosis hormon yang akan disuntikkan.
c. Siapkan Hormon yang akan
disuntikkan pada induk ikan jantan dan betina. Dosis hormon yang akan
disuntikkan adalah 0,3 – 0,5 ml/kg induk. Pengambilan hormon dilakukan tegak
lurus agar dalam pembacaan skala pada jarum suntik dapat akurat. Untuk
mempermudah pengambilan hormon, maka ampul ditusuk dengan kepala jarum suntik.
d.
Encerkan dengan aquabidest dengan
perbandingan 1 : 1
e.
Kocok campuran hormon dan aqua bidest
sebelum disuntikkan
f.
Tutup kepala induk ikan gabus dengan kain
lap yang sudah dibasahkan
g.
Suntik induk ikan gabus pada bagian
punggung (intramuscular). Penyuntikan dilakukan pada bagian yang memiliki
daging paling tebal, spuit disuntikkan dengan kedalaman 1-2 cm sesuai dengan
ukuran induk dan membentuk sudut 450. Penyuntikan dilakukan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan sakit pada
induk sehingga induk tidak berontak.
h. Suntik induk ikan gabus pada
bagian punggung (intramuscular). Penyuntikan dilakukan pada bagian yang
memiliki daging paling tebal, spuit disuntikkan dengan kedalaman 1-2 cm sesuai
dengan ukuran induk dan membentuk sudut 450. Penyuntikan dilakukan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan sakit pada
induk sehingga induk tidak berontak.
i.
Tutup kolam pemijahan untuk menghindari
induk ikan
gabus
lompat
j. Amati kegiatan pemijahan ikan
gabus. Pengamatan bertujuan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
seperti induk ikan gabus lompat, pipa pembuangan air lepas
k.
Angkat induk ikan gabus yang sudah
dipijahkan
l. Tempatkan induk ikan gabus pada
bak pemulihan (koam resting) secara terpisah jantan dan betina. Setelah 2 bulan
induk akan matang gonad kebali dan siap untuk dipijahkan kembali.
3. Pemijahan Buatan
a. Tempatkan induk matang gonad
pada bak. Dan direndam dengan menggunakan air bersih untuk membuat induk ikan
gabus mengeluarkan kotoran dan isi perut
b. Timbang induk ikan gabus yang akan disuntik.
c. Siapkan hormon yang akan
disuntikkan pada induk ikan jantan dan betina. Dosis hormon yang akan
disuntikkan adalah 0,3 – 0,5 ml/kg induk. Pengambilan hormon dilakukan tegak
lurus agar dalam pembacaan skala pada jarum suntik dapat akurat. Untuk
mempermudah pengambilan hormon, maka ampul ditusuk dengan kepala jarum suntik
untuk mempermudah pertukaran udara.
d. Encerkan dengan aquabidest
dengan perbandingan 1 : 1
e. Kocok campuran hormon dan aquabidest
sebelum disuntikkan
f. Buanglah udara yang ada dalam
jarum suntik, karena jika masuk dalam jaringan otot ikan akan mengakibatkan
infeksi. Udara dibuang dengan cara menyentil jarum dalam keadaan tegak lurus
sambil ditekan sehingga udara keluar
g. Tutup kepala induk ikan gabus dengan
kain lap yang sudah dibasahi sehingga induk ikan gabus akan merasa tenang
h. Suntik induk ikan gabus pada
bagian punggung (intramuscular). Penyuntikan dilakukan pada bagian yang
memiliki daging paling tebal, spuit disuntikkan dengan kedalaman 1-2 cm sesuai
dengan ukuran induk dan membentuk sudut 450
i. Tempatkan induk ikan gabus pada
bak inkubasi setelah disuntik hormon. Induk di inkubasi selama 8 jam dari
penyuntikan.
j. Lakukan stripping sel telur
induk ikan gabus.
Stripping dilakukan oleh dua
orang untuk mempermudah pengurutan telur. Pada proses ini, lubang urogenital
dibersihkan dari air dan perlengkapan yang digunakan dalam keadaan kering
kecuali kain untuk menutup kepala induk ikan gabus. Agar tidak terjadi iritasi
pada kulit induk karena dilakukan pengurutan berulang-ulang, maka sebelum
mengurut tangan yang digunakan untuk mengurut dibasahi terlebih dahulu
menggunakan larutan NaCl/ air garam 0.9%. Pengurutan dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindari induk ikan berontak
k. Ambil sel sperma induk jantan.
Jika kantung sperma berukuran besar, maka dapat digunakan untuk membuahi sel
telur beberapa ekor induk betina
l. Encerkan sel sperma dengan
larutan fisiologis (NaCl) sebanyak 100 ml. dan dilakukan dengan menggunakan 2
gunting untuk mengeluarkan sperma dari kantong sperma
m. Campurkan larutan sperma dengan
sel telur pada mangkuk kering
n. Tambahkan air bersih untuk
terjadinya fertilisasi. Perbandingan antara larutan fisiologis dan air bersih
adalah 1 : 2, artinya volume air yang ditambahkan adalah 200 ml. Proses
fertilisasi sel telur harus dilakukan dengan cepat karena setelah dicampurkan
dengan air, sperma akan aktif dan bergerak mencari lubang microfil. Jika proses
pengadukan dilakukan lambat, maka sperma akan mati sebelum masuk kedalam sel
telur
o. Aduk campuran sperma dan sel
telur ikan gabus selama 1/2 menit. Pengadukan dapat dilakukan dengan
menggunakan bulu unggas yang sudah steril. Pada fertilisasi yang bagus biasanya
akan terbentuk buih pada saat dilakukan pengadukan
p. Bersihkan sel telur yang sudah
dibuahi dari sisa sperma dengan cara mencuci sebanyak tiga kali sampai sisa
sperma benar-benar bersih. Sisa sperma akan merusak air media pemijahan karena
berisi protein yang akan membentuk amonium
q. Sebarkan sel telur yang telah
dibuahi secara merata pada media penetasan berupa kain strimin yang sudah
dipasang pemberat agar tenggelam. Agar penebaran sel telur dapat dilakukan
secara merata, maka dapat dilakukan dengan menggunakan bulu unggas.
Setelah setengah jam dari
penebaran sel telur pada kain strimin, posisi kain strimin dibalik agar larva
ikan setelah menetas akan jatuh kedasar bak penetasan telur
selanjutnya part. 2
selanjutnya part. 2
No comments:
Post a Comment