Saturday, October 1, 2016

Teknik/ SOP Pemijahan Ikan Gabus Part - 2 (Pemilihan Induk Ikan Gabus)

INDUK IKAN GABUS


1. Persyaratan Habitat Pemeliharaan Induk
Induk ikan gabus dapat dipelihara pada kolam beton, terpal atau kolam tanah. Kedalaman air yang ideal untuk pemeliharaan induk adalah 1 m. Induk ikan gabus menyukai kolam dengan air tenang atau mengalir dengan debit rendah. Induk ikan gabus akan senang berada didasar kolam, untuk itu pada kolam pemeliharaan akan lebih baik ditempatkan tempat berlindung (Shelter) sehingga akan menyerupai habitatnya diperairan umum.

2. Persyaratan Kepadatan, pengelolaan pakan dan pengelolaan kualitas air
Pematangan gonad induk akan optimal jika ditebar dengan kepadatan 3 ekor/m2. Pemberian pakan diberikan sebanyak 5% dari total biomassa. Pakan yang digunakan berupa pakan komersil dan pakan alami. Kombinasi dari kedua pakan ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian pakan satu jenis saja. Untuk pakan komersil yang digunakan minimal memiliki kandungan protein 30%. Sedangkan pakan alami dapat berupa jangkrik, katak maupun ikan ukuran kecil. Frekuensi pemberian pakan pada induk adalah 2 kali dalam sehari yaitu pada siang hari dan malam hari. Untuk menambah vitalitas dan kesuburan dari induk, maka induk diberikan vitamin secara rutin setiap minggu.
Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan untuk mengurangi timbunan bahan organik akibat feses dan sisa pakan yang tidak termakan. Perlakuan yang diberikan dalam menjaga kualitas air media pemeliharaan induk adalah dengan melakukan pergantian air dan aplikasi probiotik. Aplikasi probiotik dan pergantian air dapat dilakukan 2 minggu sekali. Untuk menjaga agar induk ikan gabus tidak mengalami stres, maka air pengganti adalah air yang sudah diendapkan minimal 1 hari. Pergantian air dilakukan sebanyak 30% dari total volume air.

3. Identifikasi fisik dan jenis kelamin Induk Ikan Gabus
Induk ikan gabus yang bersifat unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. Banyak sekali pembenih ikan melakukan pemijahan dengan menggunakan induk yang tidak jelas keturunannya sehingga sering terjadi kawin kerabat (Inbreeding) yang mengakibatkan kualitas benih yang dihasilkan jauh dari standar. Induk ikan gabus yang digunakan sebaiknya tidak mengalami kelainan fisik maupun dari satu keturunan.
Umur dan ukuran dari induk ikan gabus sebaiknya berbeda untuk lebih memastikan keturunan dari induk dalam kegiatan pembenihan, maka sebaiknya dilakukan seleksi terhadap induk yang bersifat unggul sehingga hanya induk-induk produktif saja yang dipelihara sehingga dapat menekan biaya perawatan induk karena untuk merawat induk diperlukan biaya pakan dan lain-lain yang tidak sedikit.

4. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad
Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan, berikut ini ciri-ciri induk ikan gabus yang baik sebagai berikut :
Induk Betina
Induk Jantan
Perut membesar dan lembek
Alat kelamin memerah
Gerakan agak lambat dan jinak
Alat kelamin runcing dan mencapai sirip anus
Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
Tubuh gemuk ramping dan lincah
Warna tubuh secara umum menjadi terang
Warna tubuh cenderung menjadi agak gelap
Warna sirip cenderung kemerahan
jika sudah betul-betul matang gonad maka akan keluar telur jika diurut pada bagian urogenital

Induk ikan gabus yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional sesuai dengan umur ikan gabus. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan dengan adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah melalui tahap uji. Induk ikan gabus yang unggul akan memiliki keturunan dengan Feed Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan pendapatan bagi pembudidaya.
Indukan Ikan Gabus
Secara rutin sebaiknya dilakukan seleksi induk ikan gabus yang sudah siap untuk dipijahkan untuk mempermudah pengambilan, pematangan telur dengan memberikan pakan khusus terpisah dengan induk ikan yang belum matang gonad. Perlakuan khusus seperti pemberian vitamin dan pakan alami diberikan rutin. Selain itu konsentrat untuk pematangan telur juga dapat diberikan bersamaan dengan pemberian pakan induk. Dengan perlakuan tersebut sel telur yang dihasilkan akan lebih bagus.

B. Informasi Penunjang
Tingkat stres induk akan mempengaruhi proses pemijahan, untuk itu dalam menangani induk ikan gabus sebaiknya dilakukan sehalus dan secepat mungkin untuk menghindari stres. Induk ikan gabus dengan kondisi urogenital rusak sebaiknya jangan digunakan walaupun secara fisik induk ikan gabus sudah bagus. Urogenital yang rusak akan mengurangi efektifitas perkawinan.


Induk ikan gabus yang bersifat unggul dapat diperoleh dari balai-balai pengembangan ikan air tawar yang dibuktikan dengan adanya sertifikat.
Aplikasi probiotik perlu dilakukan untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan ikan. Langkah-langkah dalam melakukan kultur probiotik adalah sebagai berikut :

1.    Rebus bekatul sebanyak 1 kg dengan menggunakan air sebanyak 20 liter sampai masak
2.    Tambahkan tepung ikan 200 g, kemudian rebus kembali selama 5 menit
3.    Tambahkan molase sebanyak 500 ml. aduk hingga merata
4.    Tambahkan bibit probiotik 500 ml
5.    Inkubasi dengan perlakuan aerasi selama 4 hari
6.    Aplikasikan probiotik pada media pemeliharaan induk

Cara kerja :
1.       Penebaran Induk ikan gabus
- Tebarkan Induk ikan gabus dengan kepadatan 3 ekor/m2,
- Pisahkan induk jantan dan induk betina pada kolam terpisah,
- Siapkan kolam untuk pemulihan induk pasca pemijahan.
2.       Pemberian pakan (dilakukan 2 kali dalam sehari)
- Berikan pellet induk pada siang hari, dan pakan alami berupa kerang pada malam hari,
- Berikan adlibitum. untuk memaksimalkan produksi telur
3.       Perlakuan air media pemeliharaan
- Lakukan pergantian air dan pemberian probiotik.
- Pergantian air dilakukan 1 bulan sekali sebanyak 75%.
- Berikan probiotik pada media pemeliharaan induk setiap minggu sesuai dosis yang ditentukan.
4.       Tangkap induk yang akan diidentifikasi menggunakan serok,

5.       Identifikasi induk berdasarkan kondisi fisik/ kesehatannya. 

No comments:

Post a Comment