INDUK IKAN GABUS
1. Persyaratan Habitat Pemeliharaan Induk
Induk
ikan gabus dapat dipelihara pada kolam beton, terpal atau kolam tanah.
Kedalaman air yang ideal untuk pemeliharaan induk adalah 1 m. Induk ikan gabus menyukai
kolam dengan air tenang atau mengalir dengan debit rendah. Induk ikan gabus akan
senang berada didasar kolam, untuk itu pada kolam pemeliharaan akan lebih baik
ditempatkan tempat berlindung (Shelter) sehingga akan menyerupai
habitatnya diperairan umum.
2. Persyaratan Kepadatan, pengelolaan pakan dan
pengelolaan kualitas air
Pematangan
gonad induk akan optimal jika ditebar dengan kepadatan 3 ekor/m2. Pemberian pakan diberikan
sebanyak 5% dari total biomassa. Pakan yang digunakan berupa pakan komersil dan
pakan alami. Kombinasi dari kedua pakan ini akan lebih baik jika dibandingkan
dengan pemberian pakan satu jenis saja. Untuk pakan komersil yang digunakan
minimal memiliki kandungan protein 30%. Sedangkan pakan alami dapat berupa jangkrik,
katak maupun ikan ukuran kecil. Frekuensi pemberian pakan pada induk adalah 2
kali dalam sehari yaitu pada siang hari dan malam hari. Untuk menambah
vitalitas dan kesuburan dari induk, maka induk diberikan vitamin secara rutin
setiap minggu.
Pengelolaan
kualitas air perlu dilakukan untuk mengurangi timbunan bahan organik akibat
feses dan sisa pakan yang tidak termakan. Perlakuan yang diberikan dalam
menjaga kualitas air media pemeliharaan induk adalah dengan melakukan
pergantian air dan aplikasi probiotik. Aplikasi probiotik dan pergantian air
dapat dilakukan 2 minggu sekali. Untuk menjaga agar induk ikan gabus tidak
mengalami stres, maka air pengganti adalah air yang sudah diendapkan minimal 1
hari. Pergantian air dilakukan sebanyak 30% dari total volume air.
3. Identifikasi fisik dan jenis kelamin Induk Ikan Gabus
Induk
ikan gabus yang bersifat unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang
dihasilkan. Banyak sekali pembenih ikan melakukan pemijahan dengan menggunakan
induk yang tidak jelas keturunannya sehingga sering terjadi kawin kerabat (Inbreeding)
yang mengakibatkan kualitas benih yang dihasilkan jauh dari standar. Induk ikan
gabus yang digunakan sebaiknya tidak mengalami kelainan fisik maupun dari satu
keturunan.
Umur
dan ukuran dari induk ikan gabus sebaiknya berbeda untuk lebih memastikan
keturunan dari induk dalam kegiatan pembenihan, maka sebaiknya dilakukan
seleksi terhadap induk yang bersifat unggul sehingga hanya induk-induk
produktif saja yang dipelihara sehingga dapat menekan biaya perawatan induk
karena untuk merawat induk diperlukan biaya pakan dan lain-lain yang tidak
sedikit.
4. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad
Untuk
mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan, berikut ini ciri-ciri induk ikan gabus
yang baik sebagai berikut :
Induk Betina
|
Induk Jantan
|
Perut membesar
dan lembek
|
Alat kelamin
memerah
|
Gerakan agak
lambat dan jinak
|
Alat kelamin
runcing dan mencapai sirip anus
|
Alat kelamin
bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
|
Tubuh gemuk
ramping dan lincah
|
Warna tubuh
secara umum menjadi terang
|
Warna tubuh
cenderung menjadi agak gelap
|
Warna sirip
cenderung kemerahan
|
|
jika
sudah betul-betul matang gonad maka akan keluar telur jika diurut pada bagian urogenital
|
Induk
ikan gabus yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor
genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional
sesuai dengan umur ikan gabus. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan
dengan adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah
melalui tahap uji. Induk ikan gabus yang unggul akan memiliki keturunan dengan Feed
Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan
pendapatan bagi pembudidaya.
Indukan Ikan Gabus |
Secara
rutin sebaiknya dilakukan seleksi induk ikan gabus yang sudah siap untuk
dipijahkan untuk mempermudah pengambilan, pematangan telur dengan memberikan
pakan khusus terpisah dengan induk ikan yang belum matang gonad. Perlakuan
khusus seperti pemberian vitamin dan pakan alami diberikan rutin. Selain itu
konsentrat untuk pematangan telur juga dapat diberikan bersamaan dengan
pemberian pakan induk. Dengan perlakuan tersebut sel telur yang dihasilkan akan
lebih bagus.
B. Informasi Penunjang
Tingkat
stres induk akan mempengaruhi proses pemijahan, untuk itu dalam menangani induk
ikan gabus sebaiknya dilakukan sehalus dan secepat mungkin untuk menghindari
stres. Induk ikan gabus dengan kondisi urogenital rusak sebaiknya jangan
digunakan walaupun secara fisik induk ikan gabus sudah bagus. Urogenital yang
rusak akan mengurangi efektifitas perkawinan.
Induk
ikan gabus yang bersifat unggul dapat diperoleh dari balai-balai pengembangan
ikan air tawar yang dibuktikan dengan adanya sertifikat.
Aplikasi
probiotik perlu dilakukan untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan ikan.
Langkah-langkah dalam melakukan kultur probiotik adalah sebagai berikut :
1. Rebus bekatul sebanyak 1 kg
dengan menggunakan air sebanyak 20 liter sampai masak
2. Tambahkan tepung ikan 200 g,
kemudian rebus kembali selama 5 menit
3. Tambahkan molase sebanyak 500
ml. aduk hingga merata
4. Tambahkan bibit probiotik 500
ml
5. Inkubasi dengan perlakuan
aerasi selama 4 hari
6. Aplikasikan probiotik pada
media pemeliharaan induk
Cara kerja :
1. Penebaran Induk ikan gabus
- Tebarkan Induk ikan gabus dengan
kepadatan 3 ekor/m2,
- Pisahkan induk jantan dan
induk betina pada kolam terpisah,
- Siapkan kolam untuk pemulihan
induk pasca pemijahan.
2. Pemberian
pakan (dilakukan
2 kali dalam sehari)
- Berikan pellet
induk pada siang hari, dan pakan alami berupa kerang pada malam hari,
- Berikan
adlibitum. untuk memaksimalkan produksi telur
3. Perlakuan air media pemeliharaan
- Lakukan
pergantian air dan pemberian probiotik.
- Pergantian air
dilakukan 1 bulan sekali sebanyak 75%.
- Berikan
probiotik pada media pemeliharaan induk setiap minggu sesuai dosis yang
ditentukan.
4. Tangkap induk yang akan diidentifikasi menggunakan serok,
5. Identifikasi induk berdasarkan kondisi fisik/ kesehatannya.
No comments:
Post a Comment