TEKNIK PENETASAN TELUR IKAN GABUS
A. Informasi Pokok
Penetasan
merupakan perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan. Hal
ini penting dalam perubahan-perubahan morfologi hewan. Penetasan merupakan saat
terakhir masa pengeraman sebagai hasil beberapa proses embrio keluar dari
cangkangnya. Penetasan terjadi karena kerja mekanik dan kerja enzimatik.
Kerja
mekanik disebabkan embrio sering mengubah posisinya karena kekurangan ruang
dalam cangkangnya atau karena ebrio lebih panjang dari ruang di dalam cangkang. Kerja enzimatik merupakan
enzim atau unsur kimia yang disebut Chorion dikeluarkan oleh endodermal di
daerah parink embrio. Gabungan kerja mekanik dan enzimatik menyebabkan telur
ikan menetas.
1. Persyaratan Penetasan
Telur
Faktor
luar yang berpengaruh terhadap penetasan telur ikan gabus adalah suhu, oksigen
terlarut, pH, salinitas dan intensitas cahaya. Proses penetasan umumnya berlangsung
lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi dimana metabolisme berjalan lebih cepat
sehinga perkembangan embrio akan lebih cepat sehingga pergerakan embrio di
dalam cangkang akan lebih aktif. Namun demikian, suhu yang terlalu tinggi atau
berubah secara mendadak dapat menghambat proses penetasan dan dapat menyebabkan
kematian embrio sehinga gagal menetas. Suhu yang baik untuk penetasan telur
ikan adalah 27oC – 30oC.
Kelarutan
oksigen dan intensitas cahaya akan mempengaruhi proses penetasan. Oksigen dapat
mempengaruhi sejumlah organ embrio. Cahaya yang kuat dapat menyebabkan laju
penetasan yang cepat, kematian dan pertumbuhan embrio yang buruk serta
pigmentasi yang banyak yang menyebabkan terganggunya proses penetasan.
2. Metode penetasan telur
Teknik
penetasan pada beberapa jenis ikan berbeda-beda sesuai sifat telur ikan. Telur
ikan mas, gabus, gabus, patin menempel pada substrat, kemudian ditetasan di
dalam wadah penetasan. Penetasan telur yang dilakukan secara alami maupun semi
buatan dilakukan dengan memisahkan induk dan telur. Setelah induk selesai
memijah, telur ikan gabus yang menempel di substrat (kakaban) diangkat untuk
ditetaskan di wadah penetasan. Induk ikan gabus yang telah selesai memijah
harus ditangkap dan dikembalikan lagi ke kolam pemeliharaan induk. Bak
penetasan telur dapat berupa kolam tembok, fiberglas atau kolam terpal. Bak
penetasan diisi air bersih setinggi 20 – 30 cm. Air bisa berasal dari air tanah
atau sumber air lainnya, yang penting air tersebut tidak mengendung kaporit
atau zat kimia berbahaya lainnya.
Seluruh
telur pada kakaban yang ditetaskan harus terendam air. Telur yang dibuahi akan
berwarna kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna
putih pucat. Pada proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup
maka pada setiap wadah penetasan diberi aerasi. Telur ikan gabus, gabus, patin
dan bawal akan menetas menjadi larva antara 18 – 24 jam dari saat pembuahan.
a. Persyaratan penetasan telur yang meliputi :
1)
Persyaratan wadah penetasan dan
setingnya. Wadah penetasan sebaiknya kedap air (bisa digunakan bak beton, ak
fiber atau bak terpal), ketinggian bak tidak lebih dari 1 meter sehingga
memudahkan dalam bekerja, ketinggian air dalam bak penetasan 20 sd 30 cm, dan
diseting aerasi.
2)
Telur yang akan ditetaskan. Telur yang
baik untuk ditetaskan adalah yang berwarna hijau cerah, ukuran butiran telur
seragam dan tidak menempel antar butiran.
3)
Telur ikan gabus dumbo membutuhkan
subtrat untuk menempel, untuk itu digunakan kakaban dengan tekstur yang tidak
licin.
b. Metode penetasan telur
Metode penetasan telur dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1)
Memindahkan kakaban telur dari bak
pemijahan ke dalam bak penetasan.
a) Kelebihan metode ini
adalah media penetasan telur lebih bersih dari lendir dan sisa cairan semen
induk gabus pada saat dipijahkan sehingga mengurangi tumbuhnya jamur dan
parasit.
b) Kekurangannya, jika
pemindahan kakaban tidak dilakukan dengan hati-hati dan cermat maka akan
meyebabkan kerusakan telur.
2)
Menetaskan telur dengan kakaban tetap
di dalam bak pemijahan
a) Kelebihan metode ini
adalah pada proses penetasan hanya melakukan pemindahan induk ke kolam
pemulihan, sedangkan kakaban tetap tidak terusik di dalam kolam pemijahan.
b) Kekurangan metode ini
adalah lendir telur dan cairan semen terakumulasi di dalam media penetasan
sehingga besar peluang tumbuh jamur dan parasit, yang dapat menyebabkan gagal
menetas.
Pada saat
melakukan pemindahan kakaban pada wadah penetasan, lakukan dengan cermat, cepat
dan tetap hati-hati, jangan sampai kakaban terbentuk dinding bak atau terjatuh
yang dapat menyebabkan telur terhambur. Pemindahan kakaban juga harus cepat,
agar telur tidak sampai kering atau terhidrasi, sehingga jarak wadah pemijahan dan
penetasan telur jangan terlalu jauh.
Pada saat
mengamati perkembangan telur setiap jam, dalam perkembangannya telur yang
dibuahi akan berwarna hijau cerah, sedangkan telu yang tidak dibuahi akan
berwarna putih susu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas telur
a. Kualitas telur
Kualitas telur dipengaruhi
oleh kualitas pakan yang diberikan pada induk dan tingkat kematangan telur.
b. Lingkungan
Yaitu kualitas air yang
terdiri dari suhu, oksigen, pH, amonia, kecerahan dll.
Pada saat proses melakukan
penggantian air, perlu diperhatikan bahwa supaya volume air media penetasan dan
kualitasnya tetap terjaga maka perlu dibuat aliran pembuangan air dari wadah
penetasan keluar sedeikian sehingga debit air masuk dan keluar akan seimbang.
c. Gerakan Air
Gerakan air yang terlalu kuat
menyebabkan terjadinya benturan diantara telur atau benda lainnya sehingga
menyebabkan pecahnya telur.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebagai
salah satu tindakan pengendalian hama dan penyakit pada proses penetasan telur,
lakukan pengamatan permukaan cangkang telur dan catat prosentase telur yang
baik dan tidak baik. Buang telur jika telur yang tidak baik lebih dari 50%
Amati
tumbuhnya jamur pada permukaan cangkang telur, jika terlihat lendirnya tebal
dan tampak serabut, lakukan penyiponan. Namun jika jumlah telur dengan kondisi
tersebut lebih banyak dibanding jumlah telur yang baik, maka segera lakukan
flashing dan cuci wadah hingga bersih serta lakukan perendaman dengan larutan
kaporit 20 ppm.
No comments:
Post a Comment